Page 22 - 02_PKN_SMA_10_GANJIL_IKM
P. 22

Segenap rakjat hendaknja ber-Tuhan setjara kebudajaan, ja’ni dengan tiada "egoisme-
                  agama” . Dan hendaknja Negara Indonesia satu Negara jang bertuhan!"
                     Kelima prinsip dasar atau philosophische grondslag atau weltanschauung tersebut

                  oleh Soekarno tidak disebut dengan Panca Dharma. Dengan petunjuk temannya yang
                  ahli bahasa, kelima prinsip tersebut dinamakan sebagai Pancasila.
                  "Namanja bukan Pantja  Dharma, tetapi saja namakan ini dengan petundjuk seorang

                  teman kita ahli bahasa namanja ialah Pantja Sila. Sila artinja azas atau dasar, dan diatas
                  kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. (Tepuk tangan

                  riuh)."
                     Tak berhenti di situ, Soekarno pun memberikan pilihan, jika sekiranya lima prinsip
                  tersebut tidak disetujui. Kelima prinsip tersebut dapat diperas menjadi tiga prinsip, yaitu

                  sosio-nasionalis,  sosio-demokratik,  dan  Ketuhanan.  Bahkan,  ketiga  prinsip  tersebut
                  dapat diperas lagi menjadi satu prinsip, gotong royong.

                  "Djadi jang asalnja lima itu telah mendjadi tiga: socio-nationalisme, socio-democratie,
                  dan ke-Tuhanan. Kalau tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah jang tiga ini. Tetapi
                  barangkali tidak semua tuan-tuan senang kepada Tri Sila ini, dan minta satu, satu dasar

                  sadja? Baiklah, saja djadikan satu, saja kumpulkan lagi mendjadi satu. Apakah jang satu
                  itu?
                     Sebagai tadi telah saja katakan: kita mendirikan Negara Indo nesia, jang kita semua

                  harus mendukungnja. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golong-
                  an Islam buat Indonesia,  bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat
                  Indonesia, bukan Nitisemito jang kaja buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia!—

                  semua buat semua! Djikalau saja peras jang lima mendjati tiga, dan jang tiga mendjadi
                  satu, maka dapatlah saja satu perkataan Indonesia jang tulen, jaitu perkataan "gotong-

                  rojong”. Negara Indonesia jang kita dirikan haruslah negara gotong-rojong! Alangkah
                  hebatnja! Negara Gotong-Rojong!"
                     Dari  pidato  Soekarno  ini,  tampak  jelas  bahwa  Soekarno  menyampaikan  5  prinsip

                  dasar negara Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila. Susanto Polamolo (2018)
                  menyederhanakan        pokok-pokok      pikiran    Soekarno,      sebagai     berikut:


















                                                                         PKN SD 4 GANJIL             151
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27