Page 103 - 02_PKN_SMA_10
P. 103

Ibu
                                                     Karya D. Zawawi Imron

                          Kalau aku merantau
                          lalu datang musim kemarau
                          sumur-sumur kering,

                          daunan pun gugur bersama reranting
                          hanya mata air air matamu ibu,
                          yang tetap lancar mengalir

                          bila aku merantau
                          sedap kopyor susumu

                          dan ronta kenakalanku
                          di hati ada mayang siwalan
                          memutikkan sari-sari kerinduan

                          lantaran hutangku padamu                     Gambar 6.7 Foto D.Zawawi Imron
                                                                    Sumber: kabare.id/Albert Taurino (2017)
                          tak kuasa kubayar

                          ibu adalah gua pertapaanku
                          dan ibulah yang meletakkan aku di sini
                          saat bunga kembang menyemerbak bau sayang.

                          ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
                          aku mengangguk meskipun kurang mengerti
                          bila kasihmu ibarat samudera

                          sempit lautan teduh
                          tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
                          tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

                          lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
                          kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

                          namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
                          lantaran aku tahu
                          engkau ibu dan aku anakmu

                          bila aku berlayar lalu datang angin sakal
                          Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
                          ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala

                          sesekali datang padaku
                          menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.
                                                       (Sumber: Antologi Bantalku Ombak Selimutku Angin, 1996)



                  350          BAHASA INDONESIA SMA X GENAP
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108