Page 80 - 07_IPS_SMP_7_GANJIL
P. 80

Penemuan Api
                         Awal mula api dikenal oleh manusia sebagai gejala alam. Mereka menganggap api

                     berasal dari percikan gunung berapi, kebakaran padang rumput dan hutan yang kering
                     dan terkena halilintar atau disebabkan oleh gesekan dahan-dahan kering sewaktu angin

                     bertiup  dan  tempat-tempat  yang  mengandung  gas  alam.  Mereka  baru  menyadari
                     bahwa api sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka sehari-hari seperti memanasi

                     makanan,  mencegah  serangan  binatang  buas,  menerangi  lingkungan  sekitar,  dan

                     sebagainya.  Pada  suatu  hari  mereka  menemukan  cara  untuk  membuat  api  sendiri
                     dengan membenturkan antarbatu terutama yang mengandung zat besi. Percikan api

                     dipadukan  dengan  tumbuhan  kering  yang  mudah  terbakar  seperti  lumut  kering.
                     Selanjutnya  mereka  mulai  mengembangkan  pembuatan  api  seperti  menggunakan

                     dahan pohon yang digosokkan.


                     Pada masa ini, alat-alat yang digunakan masih bersifat kasar dan terbuat dari batu,

                  tulang, atau kayu. Alat-alat dari batu yang digunakan misalnya kapak perimbas, kapak
                  penetak,  pahat  genggam,  dan  kapak  genggam;  alat  serpih-bilah  seperti  pisau,  peraut,

                  gurdi, dan mata panah; serta alat-alat yang terbuat dari tulang belulang atau tanduk. Hasil-
                  hasil kebudayaan pada zaman ini secara arkeologis disebut dengan zaman paleolithikum.

                  Zaman  paleolithikum  dapat  dibedakan  menjadi  dua  kebudayaan,  yaitu  kebudayaan

                  Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
                      Kebudayaan  Pacitan  menunjukan  alat-alat  dari  batu  sepeti  kapak  tapi  tidak

                  mempunyai  tangkai  atau  alat  penetak  (chopper).  Alat  ini  digunakan  dengan  cara
                  digenggam dengan tangan. Alat-alat  tersebut masih memiliki permukaan yang sangat

                  kasar.  Pada  kebudayaan  Ngandong  banyak  didapatkan  alat  dari  tulang  selain  kapak

                  genggam  dari  batu.  Alat-alat  dari  tulang  dibentuk  tajam  karena  digunakan  untuk
                  mengorek umbi-umbian. Selain itu ada juga yang disebut flakes (alat-alat kecil) yang

                  dibuat dari batu yang indah.

















                  564                IPS SMP VII GANJIL
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85