Page 44 - 02_PKN_SMA_10_GANJIL_IKM
P. 44
Spirit gotong royong terus ditanamkan dan dipraktikkan oleh para tokoh bangsa
lintas agama dan etnis, baik dari kalangan sipil maupun dari kalangan militer, selama
revolusi kemerdekaan di Yogyakarta. Di kota bersejarah ini, berkumpul tokoh-tokoh
bangsa dari beragam latar agama, etnis, dan pandangan politik.
Dari sisi etnis, terdapat nama Soekarno, Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
Soedirman, Ki Hadjar Dewantara, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Sukiman Wirjosandjojo,
Wahid Hasjim, dan I.J. Kasimo yang berlatar belakang suku Jawa. Tercatat pula Ali
sadikin, Ibrahim Adji, dan M. Enoch yang berlatar belakang Sunda. Ada pula Mohammad
Hatta, Agoes Salim, Sutan sjahrir, Tan Malaka, Mohammad Yamin, dan Muhammad
Natsir yang berlatar belakang Suku Minang. Ada juga Simatupang dan Nasution dari
Tapanuli. Ada Kawilarang dan A.A. Maramis dari Manado. Terdapat juga nama
Muhammad Yusuf dari Makassar, Mr. Assaat dan Teuku M. Hassan dari Aceh. A.R.
Baswedan yang keturunan Arab, dan lain-lain.
Semangat gotong royong dengan mengesampingkan perbedaan begitu terasa di
Yogyakarta. Realitas ini antara lain dapat dilihat dari perjumpaan antara tokoh
Muhammadiyah seperti Ki Bagoes Hadikoesoemo, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) seperti
K.H. Wahid Hasjim, tokoh Persatuan Islam seperti Muhammad natsir, tokoh Ahmadiyah
seperti Sayyid Shah Muhammad Al-jaeni, tokoh Katolik seperti I.J. Kasimo, dan
sebagainya.
Contoh Praktik Gotong Royong
Kalian tentu tahu bahwa Indonesia dikenal dunia karena masyarakat Indonesia memiliki
sikap ramah, kekeluargaan, dan budaya gotong royong. Sejak lama budaya gotong
royong telah mengakar di bumi Indonesia. Sartono Kartodirjo menyebutkan bahwa
gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi
gotong royong bahkan menjadi penanda dan identitas budaya bangsa Indonesia.
Budaya gotong royong di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk dan
istilah yang berbeda sesuai dengan daerah masing-masing. Misalnya di Jawa dikenal
dengan istilah sambatan. Sambatan merupakan tradisi untuk meminta pertolongan
kepada warga masyarakat untuk membantu keluarga yang sedang membutuhkan
bantuan seperti membangun dan memperbaiki rumah, membantu hajatan perkawinan,
upacara kematian dan kepentingan-kepentingan lain yang membutuhkan bantuan orang
banyak. Uniknya, tanpa diminta untuk membantu, masyarakat akan nyengkuyung
(bekerja bersama-sama membantu tetangganya yang memiliki hajat). Mereka tidak
berharap mendapatkan keuntungan material atau berpikir untung-rugi. Mereka memiliki
PKN SD 4 GANJIL 173