Page 42 - 02_PKN_SMA_10_GANJIL_IKM
P. 42

menjadi ringan.
                      Koentjaraningrat membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyarakat
                  Indonesia yaitu gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja bakti. Kegiatan

                  gotong  royong  tolong-menolong  bersifat  individual,  misalnya  menolong  tetangga  kita
                  yang sedang mengadakan pesta pernikahan, upacara kematian, membangun rumah,
                  dan  sebagainya.  Sedangkan  kegiatan  gotong  royong  kerja  bakti  biasanya  dilakukan

                  untuk mengerjakan suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, seperti bersih-
                  bersih desa/kampung, memperbaiki jalan, membuat tanggul, dan lain-lain.

                      Lebih  lanjut,  Koentjaraningrat  membagi  gotong  royong  yang  terdapat  pada  ma-
                  syarakat pedesaan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
                  1.  Tolong-menolong dalam aktivitas pertanian;

                  2.  Tolong-menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga;
                  3.  Tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara;

                  4.  Tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian.
                      Gotong-royong lahir atas dorongan kesadaran dan semangat untuk mengerjakan
                  sesuatu  secara bersama-sama,  serentak, dan beramai-ramai, tanpa memikirkan  dan

                  mengutamakan keuntungan pribadi. Gotong royong harus dilandasi dengan semangat
                  keikhlasan,  kerelaan,  kebersamaan,  toleransi,  dan  kepercayaan.  Gotong-royong
                  merupakan suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan usaha bersama, suatu

                  amal, suatu pekerjaan atau suatu karya bersama, dan suatu perjuangan bantu-mem-
                  bantu.  Dalam  gotong  royong  melekat  nilai-nilai  Pancasila  yaitu  ketuhanan,  kemanu-
                  siaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial yang merupakan landasan filsafat

                  bangsa Indonesia.
                      Konsep gotong royong dapat pula dimaknai sebagai pemberdayaan masyarakat.

                  Hal  ini  lantaran  gotong  royong  dapat  menjadi  modal  sosial  (social  capital)  untuk
                  mendukung  kekuatan  institusional  pada  level  komunitas,  negara,  dan  lintas  bangsa.
                  Dalam  gotong  royong  termuat  makna  collective  action  to  struggle,  self  governing,

                  common goal, dan sovereignty. Secara sosio-kultural, nilai gotong royong merupakan
                  semangat yang dimanifestasikan dalam berbagai perilaku individu yang dilakukan tanpa

                  pamrih  guna  mengerjakan  sesuatu  secara  bersama-sama  demi  kepentingan  individu
                  atau kolektif tertentu.
                      Bintarto menyatakan bahwa gotong royong merupakan perilaku sosial dan juga tata

                  nilai kehidupan sosial yang ada sejak lama dalam kehidupan di desa-desa Indonesia.
                  Secara  sosio-historis,  tradisi  gotong  royong  tumbuh  subur  di  pedesaan  Indonesia
                  lantaran  kehidupan  pertanian  memerlukan  kerja  sama  yang  besar  untuk  mengolah




                                                                         PKN SD 4 GANJIL             171
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47