Page 92 - 07_IPS_SMP_7_GANJIL
P. 92
Lembar Aktivitas 13
Bagaimana perbedaan orang-orang Indonesia yang merantau ke Malaysia pada masa lalu dan masa kini?
c. Orang Makassar (The Macassans) di Australia
Suku-suku pelaut di Nusantara memanfaatkan angin monsoon (muson) barat laut
untuk berlayar ke Australia. Suku Bugis secara teratur berlayar ke Australia dan kerap
singgah di Australia bagian utara sejak 1650. Mereka menyebut daerah Arnhem di
Australia Utara dengan Marege dan wilayah barat laut Australia dengan sebutan Kayu
Jawa. Suku Bugis pergi ke Australia Utara untuk mencari teripang (sea cucumber).
Teripang tersebut kemudian diasapi dan diekspor ke Tiongkok. Pada perkembangannya,
suku Bajau dan nelayan dari Buton juga datang untuk mencari teripang.
Gambar 2.24
Teripang (Stichopus herrmanni)
Sumber: Bernard DUPONT/Wikimedia
Commons/
CC-BY-SA 2.0 (2017)
Nelayan Bugis banyak berdatangan dan singgah di Australia. Suku Bugis melakukan
perjalanan dengan rute Makassar-Saleier, Wetar-Kisar- Leti-Moa-Pelabuhan Darwin.
Jejak interaksi antara orang Bugis dan suku Aborigin yang tinggal di Australia dapat
dilihat pada beberapa lukisan gua dan kulit kayu. Di samping itu, beberapa ritual yang
dilakukan suku Aborigin (Australia) juga menunjukkan bukti interaksi tersebut.
Pada pertengahan abad ke-17 hingga awal abad ke-20, pelaut Makassar berkunjung
secara rutin tiap musim ke Australia. Mereka mengumpulkan teripang sekaligus
berdagang dengan membeli kulit kura-kura, kayu besi, mutiara, dan kulit kerang. Mereka
juga menyediakan kebutuhan suku Aborigin seperti makanan, tembakau, alkohol, baju,
panah, dan pisau. Hubungan mereka sangat baik sehingga suku Aborigin beberapa kali
ikut dan singgah di Makassar. Bahkan, beberapa diantaranya menetap di Makassar.
Gambar 2.25 Perdagangan orang Makassar dengan penduduk setempat di Port
576 IPS SMP VII GANJIL