Page 91 - 02_PKN_SMA_10
P. 91
berwarna-warni dan ada berbagai lukisan-lukisan dan gambar-gambar lucu itu. Ibu
belum juga datang.
Ibu mengatakan, sayang sekali padaku setiap waktu. Katanya, aku anak paling
ganteng sedunia. Berkulit putih, berambut lurus, dan calon pilot yang menerbangkan
pesawat yang amat besar. Tapi, kenapa setiap hari ia meninggalkanku dan
menitipkanku di tempat ini. Walaupun tempat ini lebih indah daripada rumahku, tapi
akan lebih indah jika bersama ibu saja, bukan bersama Mbak Ratih.
Ibuku bekerja di bank. Kata ibu, ia bekerja untuk membelikanku mainan yang banyak,
permen, dan cokelat kesukaanku. Aku senang sekali mendengar itu.
Dulu, aku sempat dititipkan di rumah kakek dan nenek di kampung. Yang jaraknya
jauh sekali dan berjam-jam kalau naik bus. Tapi, aku tak ingin bersama kakek dan
nenek, aku tetap ingin bersama ibu.
Jadi, kukeluarkan teriakan dan air mata selama dua hari berturut-turut. Akhirnya,
usahaku berhasil, ibu menjemputku lagi. Dan membawaku kembali ke kota.
Ayahku sudah tak pernah kelihatan lagi. Suatu ketika, aku sangat kangen dengan
ayahku. Di ruang tamu rumah kakek dan nenek, kami berkumpul.
“Ibu, di mana ayah?” tanyaku.
“Ayah pergi bekerja jauh sekali,” jawab ibu.
“Bekerja ke mana kok ayah tidak pulang, Bu?” tanyaku lagi
“Ayahmu bekerja ke negeri yang jauh, pulangnya lama sayang,” kata nenek.
“Ayah ingin membangunkan kita rumah yang terbuat dari permen dan cokelat sayang,
sambung ibu, Mari kita doakan ayah semoga ayah selalu bahagia di sana!” kata ibu
sambil mengusap-usap kepalaku.
Aku hanya mengangguk-angguk. Dan tak mau bertanya lagi kepada mereka. Sebab,
aku tidak ingin melihat kakek, nenek, dan ibu menangis. Aku heran, kenapa orang
yang bekerja harus ditangisi? Mungkin mereka kangen sama seperti rasa kangenku
pada ayah. Kenapa orang dewasa juga suka menangis sama sepertiku?
Yang jelas, ketika ayah pergi, ibu tak pernah berhenti bekerja. Tak ada hari libur bagi
ibu. Aku heran, apa ayah tidak pernah memberikan uang kepada ibu? Lalu, uang siapa
yang digunakan ibu untuk membeli cokelat dan mainanku setiap hari? Apa ayah jahat?
Tapi, tidak mungkin ah, ayah orang baik dan menyayangi kami. Ayah tidak mungkin
menelantarkan kami. Dan membiarkan ibu membiayai hidupku sendirian.
......
(Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qcseoo282/setelah-dibawa-ke-
ruangan-besar)
338 BAHASA INDONESIA SMA X GENAP